GAYA BELAJAR PADA ANAK

Maret 17, 2009 at 9:06 pm 2 komentar

images42Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika menyadari bahwa bagaimana seseorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan.

Perlu disadari bahwa tidak semua orang punya gaya belajar yang sama. Walaupun bila mereka berada  di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.

Di lingkungan sekolah, sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca, kemudian mencoba memahaminya. Sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut.

Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.

Apa pun cara yang dipilih, perbedaaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Oleh karena itu, sebagai seorang guru bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajar pada siswanya, dan mencoba menyadarkan siswanya akan perbedaan tersebut, mungkin akan lebih mudah bagi guru untuk menyampaikan informasi secara lebih efektif dan efisien.

 

PENGERTIAN GAYA BELAJAR

Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pebelajar. Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural, dan pengalaman pendidikan (Nunan, 1991: 168).

Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui pada awal permulaannya diterima pada suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Hal ini akan memudahkan bagi pebelajar untuk belajar maupun pembelajar untuk mengajar dalam proses pembelajaran. Pebelajar akan dapat belajar dengan baik dan hasil belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut memudahkan pembelajar dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat     ( Kolb 1984 ).

Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup. Yang pasti semua orang belajar melalui alat inderawi, baik penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Setiap orang memiliki kekuatan belajar atau gaya belajar. Semakin kita mengenal baik gaya belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri di dalam menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup.

Salah satu faktor yang mempengaruhi cara belajar siswa adalah persepsi, yaitu bagaimana dia memperoleh makna dari lingkungan. Persepsi diawali lima indera: mendengar, melihat, mengecap, mencium,dan merasa. Di dunia pendidikan, istilah gaya balajar mengacu khusus untuk penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Gaya belajar visual menyangkut penglihatan dan bayangan mental. Gaya belajar pendengaran merujuk pada pendengaran dan pembicaraan. Gaya belajar kinestetik merujuk gerakan besar dan kecil.

Dengan memahami gaya belajar siswa berarti akan membuat siswa lebih bahagia, karena respons guru terhadap kebutuhan dirinya tepat, dengan demikian informasi yang diberikan kepadanya akan lebih mudah terserap.

 

MUNCULNYA GAYA BELAJAR PADA ANAK

Kapan gaya belajar ini mulai dimiliki oleh seorang anak? Sebenarnya, gaya belajar anak dipengaruhi oleh faktor bawaan atau sudah dari sananya. Ada anak yang memang memiliki fisik kuat dan prima sehingga cenderung memiliki gaya belajar kinestetik. Atau ada juga anak yang memiliki rasa seni tinggi sehingga gaya belajar visual lebih melekat dalam dirinya.

Jika salah satu indra kurang berfungsi secara maksimal, maka umumnya indra lain akan menggantikannya. Jika penglihatan seorang anak kurang berfungsi, maka indra pendengarannya lebih menonjol sehingga ia lebih peka terhadap suara atau bunyi-bunyian. Contohnya, para penyandang tunanetra biasanya memiliki indra pendengaran yang sangat tajam.

Selain itu, pola asuh juga memegang peran penting dalam kemunculan gaya belajar seseorang. Maksudnya, gaya belajar ditentukan oleh sejauh mana orang tua melakukan stimulasi terhadap masing-masing indra anaknya. Anak yang sejak kecil terbiasa dibacakan dongeng, boleh jadi akan terbiasa untuk mengasah kemampuan pendengarannya. Ia juga bisa cepat mencerna ucapan sang pendongeng. Akibatnya, anak akan cenderung menjadi seorang auditory learner dalam gaya belajarnya. Sementara anak seorang pelukis yang mayoritas waktunya lebih tercurah untuk mengamati detail-detail gambar orang tuanya biasanya akan menjadi seseorang dengan tipe belajar visual.

 

MACAM-MACAM GAYA BELAJAR

1. Gaya belajar Visual

Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum ia memahaminya.

Siswa yang memiliki gaya belajar visual menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Gaya belajar ini dapat diterapkan dalam pembelajaran, dengan menggunakan beberapa pendekatan : menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi/materi pelajaran berupa film, slide, ilustrasi, coretan atau kartu-kartu gambar berseri untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan

Ciri – ciri gaya belajar ini adalah :

1.   Senantiasa berusaha melihat bibir guru yang sedang mengajar.

2.   Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya siswa akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak.

3.   Cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk mengekspresikan dan menggantikan kata-kata) saat mengungkapkan sesuatu.

4.   Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain.

5.   Biasanya kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan.

6.   Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan.

7.   Biasanya dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa merasa terganggu.

 

2. Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar ini mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

Di dalam pembelajaran, untuk membantu siswa-siswa seperti ini, guru bisa menggunakan media tape untuk merekam semua materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. Selain itu, keterlibatan siswa dalam diskusi juga sangat cocok untuk siswa seperti ini. Bantuan lain yang bisa diberikan adalah mencoba membacakan informasi, kemudian meringkasnya dalam bentuk lisan dan direkam untuk selanjutnya diperdengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah melakukan review secara verbal dengan teman atau pengajar.

Ciri – ciri gaya belajar auditorial adalah :

1.    Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas.

2.    Mengenal banyak sekali lagu atau iklan TV, bahkan dapat menirukannya secara tepat dan komplet.

3.    Cenderung banyak omong.

4.    Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.

5.    Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.

6.    Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru di lingkungan sekitarnya, seperti hadirnya siswa baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas dan sebagainya.

 

3. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar ini mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.

Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tak tahan duduk manis berlama-lama mendengarkan penyampaian pelajaran. Tak heran kalau individu yang memiliki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik.

Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta.

Untuk menerapkannya dalam pembelajaran, kepada siswa  yang memiliki karakteristik-karakteristik di atas dapat dilakukan  dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya.

Ciri- ciri gaya belajar kinestetik :

1.    Gemar menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya.

2.    Amat sulit untuk berdiam diri/duduk manis.

3.    Suka mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya sedemikian aktif.

4.    Memiliki koordinasi tubuh yang baik.

5.    Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar.

6.     Mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, dan sebagainya) dirasa amat sulit oleh siswa dengan gaya belajar ini.

7.    Cenderung terlihat “agak tertinggal” dibanding teman sebayanya. Padahal hal ini disebabkan oleh tidak cocoknya gaya belajar siswa dengan metode pengajaran yang selama ini lazim diterapkan di sekolah-sekolah.

 

Sama halnya dengan keunikan tiap individu, tiap orang memiliki gaya belajar sendiri. Perbedaan itu bahkan ada pada anak-anak dari satu keluarga, seperti beda dengan kakak, adik atau saudara kembar sekalipun.

Contohnya saat mengikuti pelajaran di kelas, ada siswa yang begitu tekun menyimak meski guru menyampaikan materi pelajaran tak ubahnya seperti ceramah selama berjam-jam. Ada yang terkesan hanya memperhatikan sepintas lalu, meski sebetulnya mereka membuat catatan-catatan kecil di bukunya. Namun jangan ditanya berapa banyak siswa yang merasa bosan dengan pendekatan belajar yang menempatkan siswa sebagai pendengar setia. Secara keseluruhan, ada siswa yang lebih mudah menangkap isi pelajaran jika disertai praktek. Siswa seperti ini lebih suka berkutat di laboratorium mengamati dan mempelajari berbagai hal nyata ketimbang mendengar penjelasan si guru. Sedangkan temannya yang lain mungkin lebih tertarik mengikuti pelajaran yang disertai berbagai aspek gerak. Contohnya, guru yang menerangkan materi pelajaran kesenian sambil sesekali diselingi nyanyian dan tepuk tangan.

Tidak hanya itu. Ada siswa yang harus bersemedi dan tutup pintu kamar rapat-rapat supaya bisa konsentrasi belajar. Akan tetapi cukup banyak yang mengaku justru terbuka pikirannya bila belajar sambil mendengarkan musik, entah yang mengalun merdu atau malah ingar-bingar. Sementara sebagian lainnya merasa perlu untuk mengubah materi pelajaran menjadi komik atau corat-coret yang gampang “dibaca”.

Apa pun gaya belajar yang dipilih pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu agar yang bersangkutan bisa menangkap materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan memberi hasil optimal. Bukankah masing-masing pelajaran juga disampaikan oleh guru yang berbeda dengan karakter mengajar yang berbeda pula. Itulah mengapa, guru perlu turun tangan mengamati gaya belajar masing-masing siswa. Dengan memahami hal itu, sebetulnya guru sudah memberi kontribusi besar dalam keberhasilan belajar siswanya karena siswa menjadi mudah menangkap materi pelajaran. Buktinya, ketidakpahaman guru terhadap gaya belajar siswa kerap menimbulkan kesalahpahaman. Ada guru yang tidak senang melihat siswanya asyik bikin coretan-coretan selagi di kelas. Atau ada juga guru yang langsung menegur siswa yang terlihat tak bisa diam saat sedang diajar. Padahal, perilaku corat-coret saat belajar tak mesti berarti ia enggan belajar. Bisa jadi, ia justru tengah berusaha menangkap materi pelajaran lewat corat-coretnya tadi.

Tidak sedikit siswa yang cepat mengerti kalau materi pelajarannya disampaikan lewat gambar atau ilustrasi. Nah, karena guru tidak membuatnya, maka siswalah yang tergerak menggambari bukunya semata-mata untuk memudahkan dirinya. Demikian pula dengan siswa-siswa yang terlihat aktif bergerak ke sana kemari selama di kelas. Siswa seperti ini boleh jadi merupakan tipe aktif yang selalu kelebihan energi. Ia menyukai aktivitas fisik dan mudah bosan pada omongan/penjelasan panjang lebar.

 

MENELITI GAYA BELAJAR PADA SISWA

Beberapa cara dapat digunakan untuk membantu siswa memaksimalkan gaya belajar mereka masing-masing. Pertama, jelaskan kepada mereka bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda-beda, dan semua cara sama baiknya. Setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Dalam kenyataannya, kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu gaya mendominasi ( Rose dan Nicoll, 1997 )

Selanjutnya, buatlah siswa menyadari gaya belajar masing-masing dengan menggunakan tes untuk mengidentifikasi gaya belajarnya. Contoh tes yang bisa digunakan diantaranya :

Contoh Tes 1

Tandailah kotak yang sesuai untuk setiap pertanyaan dan jumlahkan nilainya

 

1.   ( … ) Saya perlu satu ilustrasi dari apa yang diajarkan supaya bisa memahaminya.

2.   ( … ) Saya tertarik pada obyek yang mencolok, berwarna, dan yang merangsang mata.

3.   ( … ) Saya lebih menyukai buku-buku yang menyertakan gambar atau ilustrasi.

4.   ( … ) Saya terkesan sedang “melamun”, saat membayangkan apa yang sedang saya dengar.

5.   ( … ) Saya mudah mengingat apabila saya bisa melihat orang yang sedang berbicara.

6.   ( … ) Apa yang harus saya ingat harus saya ucapkan dulu.

7.   ( … ) Saya harus membicarakan suatu masalah dengan suara keras untuk memecahkannya.

8.   ( … ) Saya akan mudah menghafal dengan mengucapkannya berkali-kali.

9.   ( … ) Saya mudah mengingat sesuatu apabila itu didendangkan.

10. ( … ) Saya lebih suka mendengarkan rekamannya daripada duduk dan membaca bukunya.

11. ( … ) Saya tidak bisa duduk diam berlama-lama.

12. ( … ) Saya lebih mudah belajar apablla ada keterlibatan sejumlah anggota tubuh.

13. ( … ) Saya hampir selalu melakukan gerakan tubuh.

14. ( … ) Saya lebih suka membaca buku atau mendengarkan cerita-cerita action.

 

Bila lebih banyak memilih pernyataan :

a. Nomor 1 s.d 5           : tipe Auditori

b. Nomor 6 s.d 10         : tipe Visual

c. Nomor 11 s.d 14       : tipe Kinetik

 

 

Contoh Tes 2

Berilah tanda V pada jawaban yang sesuai dan jumlahkan nilainya

 

No

Pertanyaan

Jawaban

sering

kadang-kadang

jarang

A.1

Apakah anda rapi dan teratur ?

 

 

 

2

Apakah anda berbicara dengan cepat ?

 

 

 

3

Apakah anda perencana dan pengatur jangka panjang yang baik ?

 

 

 

4

Apakah anda pengeja yang baik dan dapatkah anda melihat kata-kata dalam pikiran anda?

 

 

 

5

Apakah anda lebih ingat apa yang dilihat daripada yang didengar?

 

 

 

6

Apakag anda menghafal hanya dengan melihat saja?

 

 

 

7

Apakah anda sulit mengingat perintah lisan kecuali jika dituliskan, dan apakah anda sering menyuruh orang mengulang ucapannya ?

 

 

 

8

Apakah anda lebih suka membaca daripada dibacakan?

 

 

 

9

Apakah anda suka mencoret-coret saat menelpon/rapat ?

 

 

 

10

Apakah anda lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato ?

 

 

 

11

Apakah anda lebih suka seni rupa daripada musik

 

 

 

12

Apakah anda tahu apa yang harus dikatakan tetapi tidak terpikir kata yang tepat ?

 

 

 

 

Sub Total

 

 

 

 

 

x 2

x 1

x 0

 

Total

 

 

 

B.1

Apakah anda berbicara pada diri sendiri saat bekerja ?

 

 

 

2

Apakah anda mudah terganggu keributan ?

 

 

 

3

Apakah anda menggerakkan bibir saat membaca ?

 

 

 

4

Apakah anda suka membaca keras-keras dan mendengarkan ?

 

 

 

5

Dapatkah anda mengulang dan menirukan nada, perubahan, dan warna suara ?

 

 

 

6

Apakah anda merasa menulis itu sulit, tetapi pandai bercerita ?

 

 

 

7

Apakah anda berbicara dengan pola berirama ?

 

 

 

8

Apakah menurut anda, anda adalah pembicara yang fasih ?

 

 

 

9

Apakah anda lebih menyuka musik daripada seni rupa ?

 

 

 

10

Apakah anda belajar melalui mendengar dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat ?

 

 

 

11

Apakah anda banyak bicara, suka berdiskusi dan menjelaskan panjang lebar ?

 

 

 

12

Apakah anda lebih baik mengeja keras-keras daripada menuliskannya ?

 

 

 

 

Sub Total

 

 

 

 

 

x 2

x 1

x 0

 

Total

 

 

 

C.1

Apakah anda berbicara dengan lambat ?

 

 

 

2

Apakah anda menyentuh orang untuk mendapatkan perhatiannya ?

 

 

 

3

Apakah anda berdiri dekat-dekat saat berbicara dengan orang ?

 

 

 

4

Apakah sering melakukan kegiatan fisik / banyak bergerak ?

 

 

 

5

Apakah anda lebih bisa belajar dengan praktek ?

 

 

 

6

Apakah anda belajar dengan berjalan dan melihat ?

 

 

 

7

Apakah anda menggunakan jari untuk menunjuk saat membaca ?

 

 

 

8

Apakah anda banyak menggunakan isyarat tubuh ?

 

 

 

9

Apakah anda tak bisa duduk tenang untuk waktu yang lama ?

 

 

 

10

Apakah anda membuat keputusan berdasarkan perasaan ?

 

 

 

11

Apakah anda mengetuk-ngetuk pena, menggerakkkan jari atau kaki saat mendengarkan ?

 

 

 

12

Apakah anda meluangkan waktu untuk berolah raga dan kegiatan fisik lainnya ?

 

 

 

 

Sub Total

 

 

 

 

 

x 2

x 1

x 0

 

Total

 

 

 

 

Bila total nilai lebih banyak pada :

  1. Tipe Visual
  2. Tipe Auditori
  3. Tipe Kenestetik

 

 

CARA BELAJAR SESUAI DENGAN GAYA BELAJAR

Setelah dilakukan  tes  dan siswa telah dapat mengidentifikasikan gaya belajar mereka, maka, cara belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka adalah :

1.       Siswa Visual

Dorong siswa visual membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka. Dalam matematika dan ilmu pengetahuan, tabel dan grafik akan memperdalam pemahaman mereka. Peta pikiran dapat menjadi alat yang bagus bagi para siswa visual dalam mata pelajaran apa pun.

Anjurkan mereka untuk membaca dulu secara sekilas, kemudian setelah mendapatkan gambaran umum tentang materi  yang akan dipelajari, barulah masuk pada perincian atau detailnya.

2.       Siswa Auditorial

Mendengar kuliah,contoh, dan cerita serta mengulang informasi adalah cara-cara utama belajar mereka. Para siswa auditorial mungkin lebih suka merekam pada kaset daripada mencatat, karena mereka suka mendengarkan informasi berulang-ulang. Terkadang mereka ingin mengulang dengan keras apa yang guru katakan. Mereka tentu saja menyimak,  hanya saja mereka suka mendengarkannya lagi.

Jika guru  melihat mereka kesulitan dengan suatu konsep, bantulah berbicara dengan dirinya sendiri untuk memahaminya.

Guru dapat menggubah sebuah lagu dengan melodi yang sudah dikenal untuk mengingat materi yang harus diingat.

3.       Siswa Kinestetik

Siswa-siswa ini menyukai proyek terapan, dengan sandiwara pendek yang menarik, sangat membantu mereka belajar. Para siswa kinestetik suka belajar melalui gerakan, dan paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta.

            Tunjukkan caranya kepada mereka, jauhkan dari bangku biarkan mereka belajar di lantai dan menggelar pekerjaan mereka di sekeliling mereka.

 

TEMUAN LAIN

Biasanya tidak ada orang yang 100% berada dalam salah satu tipe itu. Biasanya orang memiliki lebih dari 1 tipe belajar, hanya memang satu tipelah yang paling dominan. Misalnya, ada siswa yang termasuk dalam tipe auditory dan kinesthetic.

Pertama, saat menghafal sesuatu (entah mengafal rumus atau sekadar menghafal nama orang ketika berkenalan) siswa tersebut pasti akan bersuara. Kedua, siswa tersebut sangat terganggu dengan suara-suara gaduh di sekitarnya,  ketika sedang mencoba berkonsentrasi. Ketiga, ketika belajar sesuatu senang mencorat-coret kertas, membuat sketsa, menulis/mengetik ringkasan. Keempat, lebih cepat belajar sesuatu ketika sudah mempraktekkan (mencoba melakukan) sendiri apa yang sedang dipelajari. Dua bukti pertama tadi membuktikan kalau siswa tersebut termasuk orang dengan tipe auditory. Dua bukti terakhir meyakinkan juga bahwa dia termasuk orang dengan tipe belajar kinesthetic. Tetapi, diantara 2 tipe tadi, terlihat lebih dominan dalam tipe auditory.

Faktanya, banyak guru yang tidak menyadari adanya beragam gaya belajar pada siswa, sehingga mereka hanya menggunakan metode mengajar yang monoton.

Memang, sangat menyulitkan bagi guru untuk selalu mengikuti gaya belajar yang ada pada setiap siswa dalam setiap pembelajaran. Dalam hal ini tidak memungkinkan bagi guru untuk menggunakan metode yang berbeda dalam satu pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai guru dituntut untuk kreatif agar dalam penyampaian informasi materi pada siswa tidak membosankan bagi salah satu tipe gaya belajar. Apabila guru yang setiap harinya, mengajar dengan metode ceramah, dalam beberapa waktu dapat menggunakan metode praktek atau putau audio, agar semua siswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan, sesuai dengan gayanya.

 

KESIMPULAN

Setelah mengenal gaya belajar pada siswa, seorang guru menjadi tahu cara mengidentifikasi dan mengajar siswa yang memiliki berbagai macam gaya belajar dengan keunikannya masing-masing.

 

SARAN

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu siswa memaksimalkan gaya belajar mereka masing-masing.

1.    Sadari tipe gaya belajar siswa, tipe kinestetik, visual, auditori atau kombinasi.

2.    Buatlah siswa menyadari gaya belajarnya masing-masing, sehingga dapat menentukan cara belajar yang tepat dan efektif bagi mereka.

3.    Jelaskan pada mereka bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda-beda dan semua cara sama baiknya.

4.    Penuhi siswa dengan kesempatan agar dia berhasil dalam gaya belajar yang dimilikinya.

5.    Selalu melihat potensi terbaik yang dimiliki siswa untuk dikembangkan.

6.    Bantulah siswa menggunakan strategi gaya belajar untuk menguasai berbagai kesempatan dan konsep lainnya.

 
 

 

 

Entry filed under: Materi Seni Budaya.

PENJUAL KUE Mencari Jati Diri

2 Komentar Add your own

  • 1. efbiyukiukiukiukiyamin@yahoo.com  |  November 30, 2011 pukul 4:08 pm

    This article very help me..

    Balas
  • 2. khodijah  |  Oktober 13, 2012 pukul 5:02 am

    trimakasih artikelnya,,sangat bermanfaat

    Balas

Tinggalkan Balasan ke khodijah Batalkan balasan

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Ingin Berbagi….

Bila kita dapat melakukan hal yang LUAR BIASA.... Mengapa kita hanya melakukan yang biasa-biasa saja... Gunakan kesempatan yang ada untuk selalu melakukan hal-hal yang berguna...

My Campuss

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ANGKATAN 2008

Kategori

My pen

My Day

Maret 2009
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031  

Emirina’s Pen

TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG